Sabtu, 13 November 2010

in memoryan 26 desember

26 desember 2004, yaaa, tanggal itu mengingatkan ku saat bencana Gempa dan tsunami yang terjadi di daerahku, dan teman-temanku.. dia adalah  Cut Mutia atau biasa di panggil “muti”..
Dia adalah teman sd ku, karena pekerjaan orang tuanya dia ikut pindah ke kota besar Banda Aceh,
Tapi sekarang  dia pindah lagi kedaerahku karena suatu musibah yang menimpanya, ya musibah itu sampai terdengar ke seluruh Dunia,  musibahnya “Gempa dan tsunami”
“Minggu pagi yang cerah muti masih tertidur pulas diatas pulau kapuknya dan masih bermain dengan bunga tidurnya,,
Tiba-tiba sedang mimpi indah dia dikagetkan oleh suara teriakan tak lain adalah suara ibunya..
“Muti..bangun keluar ada gempa” muti langsung loncat dari tempat tidurnya dan setengah sadar dia keluar rumah, dia kaget melihat semua orang keluar rumah sambil membaca istighfar,
Tak lama setelah gempa berhenti  muti dan keluarganya hendak masuk kerumah buat bergegas main kepantai sambil menangkap ikan..
Namun hal itu tertunda karena ada yang berteriak histeris sambil menunjuk ke arah laut..ie..ie..ie..(air..aiir…) muti dan keluarganya kaget dan langsung lari melihat air yang semakin dekat kerumahnya, semua warga berlarian tak tentu arah, begitu juga muti, dia terpisah dengan keluarganya, dia terus berenang  mencari adiknya yang paling kecil, namun tak jua ditemukan..
Tapi ombak semakin tinggi hingga dia kehilangan kendali..
 =========================================================
Beberapa minggu kemudian muti di temukan tak sadarkan diri, dia lemah tanpa tenaga, badannya keriput karena air laut, dan mukannya tergores oleh kayu saat bernenang, kami khawatir melihat keadaannya,,
Setelah sadar dari  pingsannya, muti hanya bisa menangis, dia menanyakan” mana mama, adik sama ayah? “
Aku yang ditanya Cuma bisa diam seribu bahasa dan tak tega untuk memberi tahunya,
Dia terus bertanya dan memaksa dimana keluarganya..
Setelah pulih dia jalan pulang kerumahnya, namun yang diliat buaknlah sebuah istana, namun sebuah tanah rata yang tinggal puing-puing saja.
“Ya ALLAH cobaan apa yang engkau berikan padaku”
“Kemana lagi aku harus berlari, mencari keluargaku”
Dia terus menangis dan menangis… akhirnya kami berinisiatif mendaftarkan keluarganya sebagai orang hilang
Hari berganti hari,minggu berganti minggu, kami belum menemukan kabar tentang keluarganya..
Muti masih saja diam membisu, tidak mau makan karena dia masih merasa bersalah karena telah terpisah dari adiknya”zaitun”..
Hari ini kami ke tempat orang yang hilang,, disana muti melihat satu persatu jenazah mupun yang hidup,,tiba” dia teriak histeris , aku kaget mendengarnya dan langsung menghampirinya
“kenapa ti? Dia merangkulku dan menunjuk” orang yang dibungkus itu..
Siapa ti?? Aku nekad membukanya dan ternyata mama dan adiknya paling kecil”
aku hanya bisa mengatakan”sabar ya ti, kamu ndak bole sedih gini, kamu harus mengikhlaskannya biar mereka bisa tenang disana” tapi dia tetap aja menangis dan menangis..
setelah tahu itu adalah keluarganya langsung dibawa ke daerahku untuk dimakamkan.
Ayahnya selamat namun ga tau keberadaannya dimana..
Waktu terus berlalu dan muti udah bisa buat ngelupain kejadian yang merenggut berjuta jiwa termasuk keluarga dan rumahnya..
Dia kembali ceria  seolah kejadian itu tak pernah terjadi..
Aku senang melihatnya namun kadang aku sedih melihatnya ketika menyendiri dan nangis sendirian,,
Aku hanya bisa berharap semoga dia diberi kesabaran dan menjadi wanita yang kuat seperti yang kukenal pertama kalinya..
Sungguh kejadian ini merupakan Cobaan terberat dalam hidupnya,,
Kini dia telah melanjutkan pendidikannya sekolah keperawatan di kotaku..
Aku senang melihat perubahannya yang tak pernah murung lagi ketika dia sendiri..
“Bersabarlah teman karena suatu saat ALLAH akan memberikan hal yang terindah yang tak pernah kamu sangka-sangka… biarkan waktu berjalan dengan sendirinya dan abaikan kata-kata orang yang menyakitimu dan biarkan keluargamu bahagia di alam sana dan mereka akan senang jika melihatmu tersenyum pada dunia”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar